August 31, 2016

Islam Memuliakan Wanita, Ibu. (Bantahan kepada penganut kesetaraan gender)

Islam Memuliakan Wanita, Ibu


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ بْنِ شُبْرُمَةَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
وَقَالَ ابْنُ شُبْرُمَةَ وَيَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ مِثْلَهُ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Jarir dari 'Umarah bin Al Qa'qa' bin Syubrumah dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "kemudian siapa lagi?" beliau menjawab: "Ibumu." Dia bertanya lagi; "Kemudian siapa?" dia menjawab: "Kemudian ayahmu." Ibnu Syubrumah dan Yahya bin Ayyub berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah hadits seperti di atas."

[Hadist Riwayat Bukhari No.5971 Kitab Fathul Baari ; Muslim No.4621; Tirmidzi 1819]

LARANGAN KAIN SAMPAI TUTUPI MATA KAKI (ISBAL) SAAT SHOLAT

LARANGAN ISBAL SAAT SHOLAT



قَالَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبَانُ وَعَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
بَيْنَمَا رَجُلٌ يُصَلِّي وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ إِذْ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ قَالَ فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اذْهَبْ فَتَوَضَّأْ قَالَ فَذَهَبَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ مَا لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَكَ أَمَرْتَهُ يَتَوَضَّأُ ثُمَّ سَكَتَّ قَالَ إِنَّهُ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ مُسْبِلٌ إِزَارَهُ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَقْبَلُ صَلَاةَ عَبْدٍ مُسْبِلٍ إِزَارَهُ


(Ahmad bin Hanbal radliyallahu'anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad berkata; telah menceritakan kepada kami Aban dan Abdushshomad berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Ja'far dari 'Atha` bin Yasar dari beberapa sahabat Nabi Shallallahu'alaihiwasallam berkata; tatkala ada seorang yang shalat dalam keadaan isbal (memanjangkan kainnya sampai bawah mata kaki) pada sarungnya, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya, "Pergilah dan berwudlulah". (beberapa sahabat radliyallahu'anhum) berkata; lalu orang itu pergi dan wudlu, lalu datang lagi. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda kepadanya, "Pergilah dan berwudlulah." (beberapa sahabat radliyallahu'anhum) berkata; lalu dia pergi dan berwudlku, kemudian datang. lalu (beberapa sahabat radliyallahu'anhum) bertanya, kenapa anda Wahai Rasulullah, kenapa anda memerintahkannya untuk berwudlu kemudian anda diam?. Beliau menjawab, "Dia shalat sedangkan dia dalam keadaan musbil sarungnya, sesungguhnya Allah Azza wa jalla tidak menerima shalat seorang hamba yang sarungnya isbal."

[HR. Ahmad No.16033 Kitab Musnad Penduduk Madinah]

August 29, 2016

KENALI MAHROM-MU!!!

Siapakah Mahram Anda?


Segala puji bagi Allah, Rabb pengatur alam semesta. Shalawat dan salam kepada 
Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. 
26 February 2012

Mungkin di antara kita ada yang tidak mengetahui apa itu mahrom dan siapa saja yang termasuk mahromnya. Padahal mahrom ini berkaitan dengan banyak masalah. Seperti tidak bolehnya wanita bepergian jauh (bersafar) kecuali dengan mahromnya. Tidak boleh seorang laki-laki dengan wanita berduaan kecuali dengan mahromnya. Wanita dan pria tidak boleh jabat tangan kecuali itu mahromnya. Dan masih banyak masalah lainnya.

Yang dimaksud mahrom[1] adalah wanita yang haram dinikahi oleh laki-laki. Mengenai mahrom ini telah disebutkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آَبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا (22) حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (23) وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.” (QS. An Nisa’: 22-24)

Mahrom di sini terbagi menjadi dua macam: 
[1] Mahrom muabbad, artinya tidak boleh dinikahi selamanya; dan 
[2] Mahrom muaqqot, artinya tidak boleh dinikahi pada kondisi tertentu saja dan jika kondisi ini hilang maka menjadi halal. Berikut kami rinci secara ringkas.

Mahrom Muabbad
Mahrom muabbad dibagi menjadi tiga: 
[1] Karena nasab, [2] Karena ikatan perkawinan (mushoharoh), [3] Karena persusuan (rodho’ah).

Mahrom muabbad karena nasab ada tujuh wanita:
Pertama: Ibu.
Yang termasuk di sini adalah ibu kandungnya, ibu dari ayahnya, dan neneknya (dari jalan laki-laki atau perempuan) ke atas.
Kedua: Anak perempuan.
Yang termasuk di sini adalah anak perempuannya, cucu perempuannya dan terus ke bawah.
Ketiga: Saudara perempuan.
Keempat: Bibi dari jalur ayah (‘ammaat)
Yang dimaksud di sini adalah saudara perempuan dari ayahnya ke atas. Termasuk di dalamnya adalah bibi dari ayahnya atau bibi dari ibunya.
Kelima: Bibi dari jalur ibu (khollaat)
Yang dimaksud di sini adalah saudara perempuan dari ibu ke atas. Termasuk di dalamnya adalah saudara perempuan dari ibu ayahnya.
Keenam dan ketujuh: Anak perempuan dari saudara laki-laki dan saudara perempuan (keponakan).
Yang dimaksud di sini adalah anak perempuan dari saudara laki-laki atau saudara perempuannya, dan ini terus ke bawah.

Mahrom muabbad karena ikatan perkawinan (mushoro’ah) ada empat wanita:
Pertama: Istri dari ayah.
Kedua: Ibu dari istri (ibu mertua). Ibu mertua ini menjadi mahrom selamanya (muabbad) dengan hanya sekedar akad nikah dengan anaknya (tanpa mesti anaknya disetubuhi), menurut mayoritas ulama. Yang termasuk di dalamnya adalah ibu dari ibu mertua dan ibu dari ayah mertua.
Ketiga: Anak perempuan dari istri (robibah). Ia bisa jadi mahrom dengan syarat si laki-laki telah menyetubuhi ibunya. Jika hanya sekedar akad dengan ibunya namun belum sempat disetubuhi, maka boleh menikahi anak perempuannya tadi. Yang termasuk mahrom juga adalah anak perempuan dari anak perempuan dari istri dan anak perempuan dari anak laki-laki dari istri.
Keempat: Istri dari anak laki-laki (menantu). Yang termasuk mahrom juga adalah istri dari anak persusuan.

Mahrom muabbad karena persusuan (rodho’ah):
Wanita yang menyusui dan ibunya.
Anak perempuan dari wanita yang menyusui (saudara persusuan).
Saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan).
Anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menysusui (anak dari saudara persusuan).
Ibu dari suami dari wanita yang menyusui.
Saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui.
Anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak dari saudara persusuan).
Anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui.
Istri lain dari suami dari wanita yang menyusui.
Adapun jumlah persusuan yang menyebabkan mahrom adalah lima persusuan atau lebih. Inilah pendapat Imam Asy Syafi’i, pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Atho’ dan Thowus. Pendapat ini juga adalah pendapat Aisyah, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Zubair.

Mahrom Muaqqot
Artinya, mahrom (dilarang dinikahi) yang sifatnya sementara. Wanita yang tidak boleh dinikahi sementara waktu ada delapan.
Pertama: Saudara perempuan dari istri (ipar).
Tidak boleh bagi seorang pria untuk menikahi saudara perempuan dari istrinya dalam satu waktu berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun jika istrinya meninggal dunia atau ditalak oleh si suami, maka setelah itu ia boleh menikahi saudara perempuan dari istrinya tadi.
Kedua: Bibi (dari jalur ayah atau ibu) dari istri.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ عَلَى عَمَّتِهَا وَلاَ عَلَى خَالَتِهَا

“Tidak boleh seorang wanita dimadu dengan bibi (dari ayah atau ibu) -nya.” (HR. Muslim no. 1408)
Namun jika istri telah dicerai atau meninggal dunia, maka laki-laki tersebut boleh menikahi bibinya.
Ketiga: Istri yang telah bersuami dan istri orang kafir jika ia masuk Islam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu.” (QS. An Nisa’: 24)

Jika seorang wanita masuk Islam dan suaminya masih kafir (ahli kitab atau agama lainnya), maka keislaman wanita tersebut membuat ia langsung terpisah dengan suaminya yang kafir. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ وَآَتُوهُمْ مَا أَنْفَقُوا وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ إِذَا آَتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka, mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya.” (QS. Al Mumtahanah: 10)

Keempat: Wanita yang telah ditalak tiga, maka ia tidak boleh dinikahi oleh suaminya yang dulu sampai ia menjadi istri dari laki-laki lain.

Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يَتَرَاجَعَا إِنْ ظَنَّا أَنْ يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ

“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah.” (QS. Al Baqarah: 230)

Kelima: Wanita musyrik sampai ia masuk Islam.
Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS. Al Baqarah: 221)
Yang dikecualikan di sini adalah seorang laki-laki muslim menikahi wanita ahli kitab. Ini dibolehkan berdasarkan firman Allah Ta’ala,

الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آَتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ

“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan mangawini) wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.” (QS. Al Maidah: 5)

Adapun wanita muslimah tidak boleh menikah dengan laki-laki ahli kitab atau laki-laki kafir. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ

“Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” (QS. Al Mumtahanah: 10)

Keenam: Wanita pezina sampai ia bertaubat dan melakukan istibro’ (pembuktian kosongnya rahim).
Tidak boleh menikahi wanita pezina kecuali jika terpenuhi dua syarat:
(a) Wanita tersebut bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman,

الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin” (QS. An Nur: 3)

Dengan taubat-lah yang akan menghilangkan status sebagai wanita pezina. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ

”Orang yang bertaubat dari suatu dosa seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa itu sama sekali.” (HR. Ibnu Majah no. 4250. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

(b) Istibro’ yaitu menunggu satu kali haidh atau sampai bayi dalam kandungannya lahir. Inilah pendapat Imam Ahmad dan Imam Malik. Inilah yang lebih tepat.
Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ تُوطَأُ حَامِلٌ حَتَّى تَضَعَ وَلاَ غَيْرُ ذَاتِ حَمْلٍ حَتَّى تَحِيضَ حَيْضَةً

“Wanita hamil tidaklah disetubuhi hingga ia melahirkan dan wanita yang tidak hamil istibro’nya (membuktikan kosongnya rahim) sampai satu kali haidh.”[2] (HR. Abu Daud no. 2157. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ketujuh: Wanita yang sedang ihrom sampai ia tahallul.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَنْكِحُ الْمُحْرِمُ وَلاَ يُنْكَحُ وَلاَ يَخْطُبُ

“Orang yang sedang berihram tidak diperbolehkan untuk menikahkan, dinikahkan dan meminang.” (HR. Muslim no. 1409, dari ‘Utsman bin ‘Affan)

Kedelapan: Tidak boleh menikahi wanita kelima sedangkan masih memiliki istri yang keempat.
Allah Ta’ala berfirman,

فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ

“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat” (QS. An Nisa’: 3)

Bagi kaum muslimin dilarang menikahi lebih dari empat istri. Kecuali Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam boleh menikahi lebih dari empat istri dan boleh menikah tanpa mahar.
Inilah pembahasan singkat mengenai mahrom. Semoga bermanfaat. Wa billahit taufiq. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
------------------------------------------------------oOo---------------------------------------------------------- 
Referensi: Shahih Fiqh Sunnah, Syaikh Abu Malik hafizhohullah, 3/76-96, Al Maktabah At Taufiqiyah.
================================================================================= 
Diselesaikan di Panggang-GK, 28 Jumadil Awwal 1431 H
Penulis: Al-Ustad Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Hafidhohullohu Ta'aala 
Pimpinan Redaksi Muslim.Or.Id dan Pengasuh Rumaysho.Com. Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta (2003-2005). S1 Teknik Kimia UGM (2002-2007). S2 Chemical Engineering (Spesialis Polymer Engineering), King Saud University, Riyadh, KSA (2010-2013). Murid Syaikh Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan, Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy Syatsriy, Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir Al Barrak, Syaikh Sholih bin 'Abdullah bin Hamad Al 'Ushoimi dan ulama lainnya. Situs lain yang dikelola: RemajaIslam.Com, Ruwaifi.Com, BukuMuslim.Co, Kimiaku.Com

=================================================================================

[1] Istilah yang tepat adalah mahrom bukan muhrim. Muhrim adalah orang yang berihram. Muhrim adalah isim fa’il dari kata “ahroma” yang artinya berihram. Sedangkan mahrom adalah wanita yang haram dinikahi oleh pria. Mahrom adalah isim maf’ul dari kata “haroma” yang artinya melarang.
[2] Catatan penting yang perlu diperhatikan: Redaksi hadits ini membicarakan tentang budak yang sebelumnya disetubuhi tuannya yang pertama, maka tuan yang kedua tidak boleh menyetubuhi dirinya sampai melakukan istibro’ yaitu menunggu sampai satu kali haidh atau sampai ia melahirkan anaknya jika ia hamil. Jadi jangan dipahami bahwa hadits ini membicarakan larangan untuk menyetubuhi istri yang sedang hamil.


August 27, 2016

Nasehat Syaikh Hamid Akram Al-Bukhory - hafizhahullah

Nasehat Syaikh Hamid Akram Al-Bukhory - hafizhahullah.


Saat menunggu hidangan makan siang di Ciwidey, syaikh Hamid memberi nasehat pada kawan-kawan panitia yang turut menyertai beliau:

"Ya syabaab....Iltizam dan Istiqomah dengan sunnah tidaklah cukup.Ikut terlibat dalam kepanitiaan kajian juga belumlah cukup.Kalian harus belajar dan belajar [maksudnya belajar agama], karena *ilmu adalah senjata yang akan membentengi kalian dari fitnah* [maksudnya ujian/cobaan].Jangan mengira bahwa saat kita duduk disamping orang berilmu lantas kita juga sama seperti mereka.Belajarlah wahai ikhwaan.. Karena tugas pemuda setelah ia berhijrah adalah belajar.Aku tak meminta kalian untuk masuk fakultas agama, tapi tetap belajarlah meskipun kalian kuliah difakultas umum. Sebagai motifasi, aku ingin mengabarkan pada kalian bahwa_para pengajar Al-Quran dan Ahli qiroat di masjid Nabawi kebanyakan bukan lulusan fakultas Al-Quran. Mereka justru lulusan Fakultas Kedokteran dan Tehnik. Ku harap kalian juga bisa mengikuti jejak mereka_".
Ciwidey 18-10-1437 H
ACT El-Gharantaly
https://www.instagram.com/p/BJaUxH0DUCv/
_______________________________________________________________________
*Biografi singkat Syaikh al-Musnid al-Muhaddits al-Muqri’ Hamid Akram al-Bukhari -hafizhahullah-*
Nama beliau adalah Abu Abdirrahim Hamid bin Ahmad bin Akram bin Sayyid Mahmud bin Ali al-Bukhari al-Madani.
Syaikh Hamid merupakan ulama keturunan Bukhara Uzbekistan, negeri Imam Al-Bukhory -rahimahullah-
Syaikh Hamid lahir di Madinah pada 18 Rajab 1387 H.
Beliau menghafal Al-Qur’an di bawah bimbingan Syaikh Islam Ahmad Hafizh hingga menamatkannya pada tahun 1397 H.
Di dunia periwayatan beliau dikenal  sebagai Musnid (seorang yang memiliki banyak sanad) dan juga Muqri’ (orang menguasai berbagai qira’at) yang diburu para penuntut ilmu di seantero dunia.
Beliau sering mengadakan rihlah ke luar negeri untuk menuntut lmu dari para ulama. Tercatat lebih dari 300 ulama baik dari Mekkah, Madinah, Yaman, Syam, Maroko, India, Pakistan, dll yang pernah menjadi guru beliau.
Di antara guru beliau yang masyhur di bidang qira’at adalah Syaikh al-Muqri’ Muhammad bin Abdul Hamid al-Sakandari, qari’ dengan sanad yang tinggi dari jalur al-Thayyibah. Kepadanya, beliau mengkhatamkan Alqur’an dengan qira’at ‘asyr dan juga membaca beberapa matan.
Beliau juga meriwayatkan kutubsittah dan muwatto’ dengan sama’i dan ijazah kepada beberapa musnid dunia. Diantaranya kepada mereka yang memiliki sanad paling tinggi di dunia saat ini.
Guru beliau di bidang fikih adalah ahli fiqih madzhab hambali masa kini yaitu al-Faqih al-Qadhi ِAbdullah bin Abdul Aziz bin Aqil -rahimahullah-. Selain itu beliau juga berguru kepada fuqoha madzhab fikih lainnya selain madzhab hambali yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Di antara ulama besar yang majelisnya pernah dihadiri olehnya adalah:
-Syaikh Bin Baz
-Syaikh Ibn Utsaimin
-Syaikh Athiyah Salim.
Beliau juga membaca kepada sejumlah ulama tersohor dunia semisal Abul Hasan al-Nadwi, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri -rahimahumullah-.
Demikian juga beliau juga melayani ratusan pentuntut ilmu yang ingin membaca kepadanya, baik kitab hadits maupun  qira’at. Selain itu beliau juga didapuk sebagai salah satu pengajar di Masjid Nabawi.
Di mata para ulama dan penuntut ilmu  Syaikh Hamid Akram dikenal sebagai seorang ulama yang mumpuni diberbagai disiplin ilmu, di antaranya fikih, hadits dan qira’at.
Di antara karya beliau adalah
-Ijabatun Nasik ila Ahkami Manasik, -Laqt Durar minal Asanidil Gharar,
-Almujtaba min Laqt Durar, dan
-Tahqiq Syarh Syatibiyah Mula al-Qari, dll.
Sumber biografi diringkas dari http://bbg-alilmu.com/archives/18999

August 26, 2016

MEMPERBANYAK SHODAQOH UNTUK MEMPERLANCAR RIZKI, BOLEHKAH?

💰💸💰 *MEMPERBANYAK SHODAQOH UNTUK MEMPERLANCAR RIZKI, BOLEHKAH?*

By: SOBAT MUSLIM

💥♨🔥 *Amat Disayangkan, Banyak Sedekah Hanya Untuk Memperlancar Rizki*

✍🏻 *Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc* _hafidzohulloh_

   
_Alhamdullillahilladzi hamdan katsiron thoyyiban mubaarokan fiih kamaa yuhibbu Robbunaa wa yardho. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam_.

Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini. Mereka memang gemar melakukan puasa sunnah (yaitu puasa Senin-Kamis dan lainnya), namun semata-mata hanya untuk menyehatkan badan sebagaimana saran dari beberapa kalangan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan untuk memperlancar rizki dan karir. Begitu pula ada yang rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun tujuannya hanyalah ingin menguatkan badan. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik. Tetapi niat di dalam hati senyatanya tidak ikhlash karena Allah, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata. Kalau memang demikian, mereka bisa termasuk orang-orang yang tercela sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.

💢♨ *Dengan Amalan Sholeh Hanya Mengharap Keuntungan Dunia, Sungguh Akan Sangat Merugi*

Allah Ta’ala berfirman,
*مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)*
*_“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”_* (QS. Hud [11] : 15-16)

Yang dimaksud dengan _“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia”_ yaitu barangsiapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat.

Yang dimaksud _“perhiasan dunia”_ adalah harta dan anak.

Mereka yang beramal seperti ini: _“niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”_. Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah _yubkhosuun_, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).

Dunia, mungkin saja mereka peroleh. Dengan banyak melakukan amalan sholeh, boleh jadi seseorang akan bertambah sehat, rizki semakin lancar dan karir terus meningkat.  Dan itu senyatanya yang mereka peroleh dan Allah pun tidak akan mengurangi hal tersebut sesuai yang Dia tetapkan. Namun apa yang mereka peroleh di akhirat?

Lihatlah firman Allah selanjutnya (yang artinya), *_“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”_*. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja. Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala karena mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat. 

Ingatlah, balasan akhirat hanya akan diperoleh oleh orang yang mengharapkannya. Allah Ta’ala berfirman,

*وَمَنْ أَرَادَ الْآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا*
*_“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”_* (QS. Al Israa’: 19)

Orang-orang seperti ini juga dikatakan: *_“lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”_*. Ini semua dikarenakan mereka dahulu di dunia beramal tidak ikhlas untuk men
gharapkan wajah Allah sehingga ketika di akhirat, sia-sialah amalan mereka. (Lihat penjelasan ayat ini di I’aanatul Mustafid, 2/92-93)

Sungguh betapa banyak orang yang melaksanakan shalat malam, puasa sunnah dan banyak sedekah, namun itu semua dilakukan hanya bertujuan untuk menggapai kekayaan dunia, memperlancar rizki, umur panjang, dan lain sebagainya.

Ibnu ‘Abbas _radhiyallahu ‘anhu_ menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau _radhiyallahu ‘anhu_ mengatakan, _“Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.”_

Ibnu ‘Abbas juga mengatakan, _“Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: *“Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”*.”_ Perkataan yang sama dengan Ibnu ‘Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya.

Qotadah mengatakan, *_“Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan sholehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlash dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.”_* (Lihat *Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim*, tafsir surat Hud ayat 15-16)

♨ *Hanya Beramal Untuk Menggapai Dunia, Tidak Akan Dapat Satu Bagianpun Di Akhirat*

Kenapa seseorang beribadah dan beramal hanya ingin menggapai dunia? Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi. Jika shalat tahajud, puasa senin-kamis yang dia lakukan hanya ingin meraih dunia, maka dunia memang akan dia peroleh dan tidak akan dikurangi. Namun apa akibatnya di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan sangat merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia.

Namun bagaimana dengan orang yang beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah? Di akhirat dia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نزدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
*_“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”_* (QS. Asy Syuraa: 20)

Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas, _“Barangsiapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, beri nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyak sesuai dengan kehendak Allah. … Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki. Dan jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya.”_

Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul ‘Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan,
بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب
*_“Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun di akhi
rat.”_*

🌒 *Tanda Seseorang Beramal Untuk Tujuan Dunia*

Al Bukhari membawakan hadits dalam Bab *“Siapa yang menjaga diri dari fitnah harta”*.

Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ ، وَالدِّرْهَمِ ، وَالْقَطِيفَةِ ، وَالْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ
*_“Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.”_* (HR. Bukhari).  

_Qothifah_ adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul Mustafid, 2/93)

Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian yang mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hadits tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan untuk mengharap wajah Allah. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharap wajah Allah semata, mereka itulah yang disebut hamba Allah (sejati).

Di antara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi _shallallahu ‘alaihi wa sallam_ selanjutnya: *_“Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”_*. 

Hal ini juga yang dikatakan kepada orang-orang munafik sebagaimana dalam firman Allah,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
*_“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.”_* (QS. At Taubah: 58)

Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar.” Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya.

Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia pun akan selalu sabar. Karena orang mukmin, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat. Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap kebaikan yang mereka lakukan di dunia.

Akan tetapi, barangsiapa diberi dunia tanpa ada rasa keinginan sebelumnya dan tanpa ada rasa tamak terhadap dunia, maka dia boleh mengambilnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits dari ‘Umar bin Khottob,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعْطِينِى الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. حَتَّى أَعْطَانِى مَرَّةً مَالاً فَقُلْتُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ ».
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku.” Umar lantas mengatakan, _“Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.”_ Umar pun tetap mengatakan, _“Berikan saja pada orang yang lebih butuh (lebih miskin) dariku.”_ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, *_“Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun
tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu (yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya), maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.”_*  (HR. Bukhari dan Muslim).

Sekali lagi, begitulah orang beriman. Jika dia diberi nikmat atau pun tidak, amalan sholehnya tidak akan pernah berkurang. Karena orang mukmin sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya. Adapun orang yang selalu mengharap dunia dengan amalan sholehnya, dia akan bersikap berbeda. Jika dia diberi nikmat, baru dia ridho. Namun, jika dia tidak diberi, dia akan murka dan marah. Dia ridho karena mendapat kenikmatan dunia. Sebaliknya, dia murka karena kenikmatan dunia yang tidak kunjung menghampirinya padahal dia sudah gemar melakukan amalan sholeh. Itulah sebabnya orang-orang seperti ini disebut hamba dunia, hamba dinar, hamba dirham dan hamba pakaian.

🔥 *Beragamnya Niat dan Amalan Untuk Menggapai Dunia*

Niat seseorang ketika beramal ada beberapa macam:
✔ *[Pertama]* Jika niatnya adalah murni untuk mendapatkan dunia ketika dia beramal dan sama sekali tidak punya keinginan mengharap wajah Allah dan kehidupan akhirat, maka orang semacam ini di akhirat tidak akan mendapatkan satu bagian nikmat pun. Perlu diketahui pula bahwa amalan semacam ini tidaklah muncul dari seorang mukmin. Orang mukmin walaupun lemah imannya, dia pasti selalu mengharapkan wajah Allah dan negeri akhirat.

✔ *[Kedua]* Jika niat seseorang adalah untuk mengharap wajah Allah dan untuk mendapatkan dunia sekaligus, entah niatnya untuk kedua-duanya sama atau mendekati, maka semacam ini akan mengurangi tauhid dan keikhlasannya. Amalannya dinilai memiliki kekurangan karena keikhlasannya tidak sempurna.

✔ *[Ketiga]* Adapun jika seseorang telah beramal dengan ikhlash, hanya ingin mengharap wajah Allah semata, akan tetapi di balik itu dia mendapatkan upah atau hasil yang dia ambil untuk membantunya dalam beramal (semacam mujahid yang berjihad lalu mendapatkan harta rampasan perang, para pengajar dan pekerja yang menyokong agama yang mendapatkan upah dari negara setiap bulannya), maka tidak mengapa mengambil upah tersebut. Hal ini juga tidak mengurangi keimanan dan ketauhidannya, karena semula dia tidak beramal untuk mendapatkan dunia. Sejak awal dia sudah berniat untuk beramal sholeh dan menyokong agama ini, sedangkan upah yang dia dapatkan adalah di balik itu semua yang nantinya akan menolong dia dalam beramal dan beragama. (Lihat Al Qoulus Sadiid, 132-133)

Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapatkan balasan dunia ada dua macam:
✅1. [Pertama] *Amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan.*
-Misalnya: _Seseorang melaksanakan shalat Tahajud. Dia berniat dalam hatinya bahwa pasti dengan melakukan shalat malam ini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan shalat Tahajud akan mendapatkan anak laki-laki._

✅2. [Kedua] *Amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia*. 
-Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisal silaturrahim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
*_“Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).”_* (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam kesyirikan. Namun, jika dia melakukannya tetap mengharapkan balasan akhirat dan dunia sekaligus, juga dia melakukannya dengan ikhlash, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukkan adanya balasan dunia dalam amalan ini.

🔮 *Perbedaan dan Kesamaan Beramal untuk Meraih Dunia dengan Riya’*

Syaikh Muhammad
At Tamimi –rahimahullah- membawakan pembahasan ini dalam Kitab Tauhid pada Bab *“Termasuk kesyirikan, seseorang beribadah untuk mencari dunia”*. Beliau –rahimahullah- membawakannya setelah membahas riya’. Kenapa demikian?

Riya’ dan beribadah untuk mencari dunia, keduanya sama-sama adalah amalan hati dan terlihat begitu samar karena tidak nampak di hadapan orang banyak. Namun, Keduanya termasuk amalan kepada selain Allah Ta’ala. Ini berarti keduanya termasuk kesyirikan yaitu syirik khofi (syirik yang samar).  Keduanya memiliki peredaan. Riya’ adalah beramal agar dilihat oleh orang lain dan ingin tenar dengan amalannya. Sedangkan beramal untuk tujuan dunia adalah banyak melakukan amalan seperti shalat, puasa, sedekah dan amalan sholeh lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan balasan segera di dunia semacam mendapat rizki yang lancar dan lainnya.

Tetapi perlu diketahui, para ulama mengatakan bahwa amalan seseorang untuk mencari dunia lebih nampak hasilnya daripada riya’. Alasannya, kalau seseorang melakukan amalan dengan riya’, maka jelas dia tidak mendapatkan apa-apa. Namun, untuk amalan yang kedua, dia akan peroleh kemanfaatan di dunia. Akan tetapi, keduanya tetap saja termasuk amalan yang membuat seseorang merugi di hadapan Allah Ta’ala. Keduanya sama-sama bernilai syirik dalam niat maupun tujuan. Jadi kedua amalan ini memiliki kesamaan dari satu sisi dan memiliki perbedaan dari sisi yang lain.

💎 *Kenapa Engkau Tidak Ikhlash Saja dalam Beramal?*

Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk mengharap wajah Allah dan ikhlash kepada-Nya niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari. Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang Allah takdirkan saja. Ingatlah ini … !!

Semoga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa menjadi renungan bagi kita semua,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
*_“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.”_* (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di *Tuhfatul Ahwadzi*, 7/139)

Marilah –saudaraku-, kita ikhlashkan selalu niat kita ketika kita beramal. Murnikanlah semua amalan hanya untuk menggapai ridho Allah. Janganlah niatkan setiap amalanmu hanya untuk meraih kenikmatan dunia semata. Ikhlaskanlah amalan tersebut pada Allah, niscaya dunia juga akan engkau raih. *Yakinlah hal ini …!!*

Semoga Allah selalu memperbaiki aqidah dan setiap amalan kaum muslimin. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus.

_Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam_.

📚Rujukan:
- *Al Qoulus Sadiid Syarh Kitab At Tauhid*, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Wizarotusy syu’un Al Islamiyyah wal Awqof wad Da’wah wal Irsyad-Al Mamlakah Al ‘Arobiyah As Su’udiyah.

- *I’aanatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid*, Sholeh bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan.

- *At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid*, Sholeh bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh, Daar At Tauhid.

- *Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim*, Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi, Tahqiq: Saami bin Muhammad Salamah, Dar Thobi’ah Lin Nasyr wat Tauzi’.

- *Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’it Tirmidzi*, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdirrahim Al Mubarakfuriy Abul ‘Alaa, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut.
****

✍🏻Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

🌐Sumber: https://rumaysho.com

➖➖➖
  
Repost by :  
👥 *SOBAT MUSLIM* group sharing kajian2 islam via WhatsApp & Telegram khusus _ikhwan_~(laki-laki)~   
📱 Admin: +62 853-1028-3995 (utk bergabung silahkan kirim pesan via WA / TG dg format: Daftar#Nama#Kota Domisili)  
📮 Join Channel Telegram *SOBAT MUSLIM* di : https://goo.gl/g64jcQ

August 23, 2016

August 21, 2016

Menghilangkan Tanda Hitam Dikening

Bismillah

ANEKA INFO

SABUN EXTRAK ZAITUN MENGHILANGKAN
TANDA HITAM DIKENING

Dulu, ana bermasalah dengan tanda hitam dikening. Wallahi, tidak ada sedikitpun unsur kesengajaan untuk menghitamkan kening. Lalu setelah mencari tau tentang masalah kulit dari berbagai artikel ilmiah dan info kesehatan lainnya, hingga suatu saat ana melihat di toko refill parfum dibilangan Condet , Jakarta Timur, Sabun berwarna hijau dan bermerk DURU, tanya jawab antara ana dengan sobat ana yang pemilik toko katakan bahwa sabun DURU baik untuk kulit dan mengandung vitamin E yang dibutuhkan kulit. Pikir-pikir apa iya bisa menghilangkan tanda hitam dikening??

Cek n ricek manfaat minyak  zaitun di beberapa media online dan info kesehatan ilmiah online, seperti berikut info kebaikan minyak (extrak) zaitun:

Minyak zaitun murni memiliki banyak kandungan nutrisi serta vitamin yang berguna bagi kesehatan :


  • Squalene
  • Zat besi.
  • Kalsium
  • Pottasium
  • Polifenol
  • Triglesida
  • Oleic Acid
  • Tokoferol
  • Senyawa fenolik
  • Vitamin A, B1, B2, C, D, E, dan K




Ada terdapat 3 jenis olive oil, yaitu :

Extra virgin olive oil – Jenis ini merupakan minyak zaitun yang paling murni dengan memiliki kadar keasidan 0.5-1 peratus. Ciri-ciri dari extra virgin olive oil adalah berwarna kehijauan dan memiliki aroma serta rasa yang jauh lebih tajam. Minyak jenis ini disarankan sebaiknya dikonsumsi secara langsung. Jangan digunakan untuk menumis apalagi menggoreng karena extra virgin olive oil memiliki kandungan minyak yang rendah.
Virgin Olive Oil – Jenis ini memiliki kandungan asid sekitar 4 peratus. Virgin olive oil biasanya berwarna kuning kehijauan dan sering digunakan sebagai campuran masakan.
Olive oil – Pada jenis ini mangandung keasidan lebih dari 4 peratus. Dari segi warna, jenis ini memiliki warna kekuning-kuningan serta biasanya digunakan sebagai pengganti minyak saat menggoreng masakan itali.
Nah, itulah beberapa jenis olive oil yang tersebar dipasaran dan memiliki khasiat masing-masing. Selanjutnya kita akan membahas lebih jauh mengenai manfaat apa saja yang terdapat dalam extra virgin olive oil. Berikut ini diantaranya :

1. Dapat menjaga kesehatan jantung
Extra virgin olive oil memiliki khasiat utama yaitu sangat baik bagi kesehatan jantung. Minyak jenis ini dapat menurunkan kadar lemak jahat yang ada dalam tubuh dan meningkatkan kadar lemak baik. Jika kolesterol dalam darah menurun, maka secara otomatis kesehatan pembuluh darah organ jantung juga akan terjaga. Mengkonsumi extra virgin olive oil dapat menghindari resiko terserang penyakit jantung seperti jantung koroner, stroke, dan berbagai penyakit lainnya.


2. Mengurangi rasa sakit pada payudara
Menjelang masa kelahiran bayi puting payudara sang ibu cenderung terasa sakit akibat payudara yang terus membesar. Oleskan extra virgin olive oil pada area puting secara teratur.

3. Dapat dijadikan sebagai antioksidan
Dalam extra virgin olive oil juga terkandung polifenol yang sangat tinggi, zat jenis polifenol ini juga terdapat dalam buah anggur, jeruk, apel, dan teh hijau. Fungsi dari polifenol itu sendiri ialah menghindari kita dari serangan radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

4. Mencegah konstipasi pada ibu hamil
Penggunaan extra virgin olive oil untuk bagian luar tubuh ibu hamil, dapat berfungsi untuk menghilangkan gurat-gurat putih pada perut yang diakibatkan karena perut yang terus melar. Tidak hanya untuk pemakaian luar saja, akan tetapi minyak jenis ini juga dapat dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mengatasi sembelit. Namun sebaiknya sebelum mengkonsumsi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

5. Dapat memberikan kelembutan pada rambut
Rambut seseorang cenderung mengalami kerusakan akibat produk-produk kesehatan rambut yang mengandung sulfat, kandungan sulfat yang terdapat dalam produk tersebut bisa menghilangkan kelembaban pada rambut. Oleskan minyak ini pada seluruh rambut, gunakan minyak ini secara rutin dan teratur untuk mendapatkan hasil yang optimal sehingga rambut akan kembali lembut dan sehat berkilau.

6. Dapat menjaga kesehatan bibir
Bibir yang kering dan pecah-pecah di karenakan oleh kurangnya nutrisi yang diterima oleh bibir. Untuk mengembalikan kelembaban dan kesehatan bibir, sebaikknya oleskan extra virgin olive oil pada area bibir pada malam hari menjelang tidur.

7. Menjaga kesehatan kuku
Ternyata jemari tangan dan kaki yang direndam dengan larutan minyak zaitun dan air hangat memiliki khasiat untuk memperkuat kuku dan juga dapat melembutkan kuku. Cobalah rutin melakukan aktivitas ini satu kali seminggu selama 20 menit dan silahkan rasakan manfaatnya.

8. Dapat dimanfaatkan sebagai lotion tubuh
Minyak zaitun murni ini juga dapat digunakan sebagai lotion dan bisa dioleskan pada seluruh tubuh. Hal ini berguna untuk menjaga kelembaban dan kelembutan kulit tubuh. Selain sebagai lotion, olive oil juga dapat dijadikan sebagai lulur atau sabun.

9. Dapat menghilangkan rasa nyeri
Terdapat senyawa yang bernama oleokantal dalam olive oil yang berguna untuk mencegah peradangan. Dengan menggunakan extra virgin olive oil dapat membantu pembentukan prostagladin yang merupakan salah satu penyebab nyeri

*sumber*

Info dari sumber lain:

Kandungan Minyak Zaitun

Sebenarnya apa saja kandungan dalam ekstrak buah zaitun ini sehingga memiliki keistimewaan segitu banyaknya?

Senyawa kimia yang tersimpan dalam minyak zaitun misalnya triasilgliserol yang merupakan asam lemak tak jenuh tunggal dengan jenis omega 9 (asam oleat). Kadar omega 9 sekitar 55 - 83 persen dari total asam lemak. Karena lemak tersebut baik untuk tubuh sebab berjenis lemak tak jenuh tunggal, risiko tubuh teroksidasi lebih sedikit ketimbang omega-6 dan omega-3.
.
Berikut ini khasiat minyak zaitun bagi kesehatan dan kecantikan:

1. Merawat kulit
Kulit adalah bagian tubuh terluar yang memiliki risiko tertinggi mengalami kerusakan akibat terpaan banyak bakteri maupun unsur lain seperti kulit kering, kusam dan keriput lebih cepat.

Untuk mencegah masalah tersebut Anda harus melakukan perawatan kulit secara rutin agar beragam masalah yang menimpa kulit jadi terminimalisir risikonya. Cara yang paling mudah yaitu mengoleskan minyak zaitun sebelum beraktivitas dan menjelang tidur malam.

Salah satu tujuan memakai minyak zaitun sebelum beraktivitas adalah mengurangi dampak buruk pada kulit akibat terpapar sinar matahari. Di samping itu kulit akan teras lebih segar, kencang, halus dan lembut.

2. Mengatasi Wajah Berminyak
Berlebihnya jumlah minyak pada wajah dapat memperburuk penampilan seseorang, oleh sebab itu sangat penting mencari solusi sehat agar tidak lagi mengalami masalah tersebut.

Langkah utama yang bisa Anda coba adalah menggunakan masker yang terbuat dari campuran minyak zaitun dan bubuk cendana. Kalau bisa lakukan saat wajah terasa lelah, biarkan masker menempel 15 menit lamanya. Terakhir basuh wajah untuk mengangkat masker menggunakan air dingin, keringkan wajah menggunakan tisu atau tepuk-tepuk menggunakan telapak tangan.

3. Mengangkat Kotoran Di Wajah
Jika Anda adalah pegawai yang ditugaskan untuk selalu bekerja di luar ruangan, pastikan agar memberikan perlindungan lebih terhadap kesehatan, khususnya kulit.


Gunakanlah minyak zaitun sehabis melawan teriknya matahari. Pertama basuh wajah menggunakan air hangat atau uapkan dengan air yang sedang didihkan, tujuannya agar pori-pori wajah terbuka. Setelah itu oleskan minyak zaitun pada kulit wajah secara merata, diamkan selama 5 menit. Jika sudah bersihkan wajah menggunakan air hangat, terakhir bilas lagi dengan air dingin agar kotoran yang telah keluar tidak masuk lagi karena pori-pori wajah mengecil.


Cara Gunakan Sabun Duru:

  • Bilas wajah dengan air
  • Usap dengan sabun duru diseluruh wajah, khusus dikening diusap lebih lama dan sedikit ditekan
  • Diamkan sekitar +/- 3 menit, lalu bilas dengan air bersih
  • Keringkan dengan kain handuk lembut atau didiamkan saja tanpa dilap.
  • Gunakan setiap hari, setiap kali mandi.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimush shoolihat, hingga kini (sudah lebih dari 3 tahun) ana gunakan sabun ini dan tanda hitam dikening sudah hilang dan kulit tetap terjaga cearh.

August 20, 2016

CITA-CITA MASUK SURGA

BimbinganIslam.com
Sabtu, 17 Dzulqa'dah 1437 H / 20 Agustus 2016 M
👤 Ustadz Abdurrahman Thoyib, Lc
📔 Materi Tematik | Cita-Cita Masuk Surga
🌐 Sumber: https://youtu.be/wYOBLBb5gPE
----------------------------------------------------------------------

CITA-CITA MASUK SURGA

Ustadz Abdurrahman Thoyib, Lc

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحـمد لله والصلاة والسلام على رسول الله ، وعلى آلـه وصحبه ومن والاه. أَمَّـا بـعد


Bapak-bapak ibu-ibu saudara-saudariku rahimani wa rahimakumullāh setiap kita pasti memimpikan, mencita-citakan untuk masuk ke dalam surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tempat yang penuh dengan kenikmatan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Aku telah menyiapkan sesuatu (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata manusia, belum pernah terdengar oleh telinga manusia dan belum terlintas dalam benak manusia”

(HR Bukhari nomor 3005 versi Fathul Bari nomor 3244 dan Muslim nomor 5050 versi Syarh Muslim nomor 2824)

Sungguh luar biasa kenikmatan di surga, نسأل الله الجنة (kita mohon kepada Allāh supaya kita dimasukkan ke dalam surgaNya).

Ma’asyaral muslimin rahimani wa rahima kumullāh, namun tidak semudah yang dibayangkan, perlu perjuangan, perlu pengorbanan untuk bisa masuk ke dalam kenikmatan tersebut, untuk bisa kita meraih surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla di akhirat kelak.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pun pernah bersabda:

 حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

“Surga di kelilingi dengan hal-hal yang sangat amat menyusahkan manusia."

(HR Muslim nomor 5049 versi Syarh Muslim nomor 2822)

==> Penuh dengan onak dan duri, penuh dengan krikil-krikil tajam, penuh dengan halangan dan rintangan, penuh dengan cobaan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kalian mengira kalian akan masuk surga? Sedangkan belum sampai kepada kalian, belum menimpa kalian apa-apa yang menimpa orang-orang yang sebelum kalian dari cobaan, dari ujian sampai Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dan orang-orang beriman bersama beliau mengatakan kapan datangnya pertolongan Allāh ? Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allāh itu sangat dekat”

(QS al-Baqarah: 214)

Ini lah yang wajib kita yakini perjalanan menuju surga itu dipenuhi dengan duri-duri yang tajam, dipenuhi dengan krikil-krikil yang sangat tajam yang jika kaum muslimin mau mengharapkan surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla wajib untuk dia melewatinya dengan penuh kesabaran.

Oleh karena itulah tidak akan mungkin orang itu bisa meraih surga Allāh kecuali dengan perjuangan, pengorbanan dan betul-betul kesabaran yang sangat amat luar biasa, oleh karena itulah Allāh berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”

(QS al Baqarah: 155)

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran."

(QS al 'Ashr: 1-3)

Bahkan Imam Ahmad rahimahullāh mengatakan karena sangat pentingnya kesabaran ini Allāh pun menyebutkannya di dalam lebih 90 ayat di dalam al-qur’anul.

Perjalanan menuju surga itu harus ditempuh dengan kesabaran karena surga dikelilingi duri-duri yang tajam, dipenuhi dengan halangan dan rintangan.

Kita wajib untuk bersabar, bersabar dalam mentaati Allāh, bersabar dalam meninggalkan maksiat kepada Allāh dan bersabar dalam menghadapi musibah-musibah yang Allāh timpakan kepada kita.

Aqulu qauli hadza wa akhiru da’wana anil hamdulillhi rabbil alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
___________________________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp 
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 06

⏰  WAKTU PENDAFTARAN

Kamis, 01 Dzulqa'dah 1437H / 
04 Agustus 2016M

sampai dengan

Sabtu, 15 Dzulhijjah 1437H / 
17 September 2016M

🌐  LINK PENDAFTARAN 
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota

🔓  PEMBUKAAN GRUP
Sabtu, 29 Dzulhijjah 1437H / 01 Oktober 2016M

Mulianya Menjaga Kenyamanan Orang Lain

 ANJURAN SYARI'AT UNTUK 

MENJAGA KENYAMANAN ORANG LAIN

Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ

🌴 "Sungguh aku melihat seseorang mendapatkan kenikmatan di surga, karena memotong sebuah pohon di tengah jalan yang mengganggu manusia." [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu]



📝 #Beberapa_Pelajaran:

1) Banyaknya pintu-pintu kebaikan, tidak sepantasnya untuk disia-siakan.

2) Keutamaan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan, bahwa hal itu termasuk sebab masuk surga dan hendaklah dilakukan ikhlas karena Allah ta’ala.

3) Surga dan neraka telah diciptakan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta ijma’ ulama.

4) Besarnya pahala menghilangkan gangguan terhadap kaum muslimin secara fisik, maka menghilangkan gangguan yang dapat merusak iman dan takwa tentu lebih besar lagi pahalanya, yaitu dengan megajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai pemahaman Salaf, dan membantah kesesatan.

Maka termasuk yang sangat mengganggu manusia, baik mereka sadar diganggu atau tidak, adalah beredarnya berbagai pemahaman yang menyimpang dan ajakan-ajakan yang merusak moral, terlebih di masa merebaknya media-media sosial dan mudahnya akses internet di masa ini.

5) Wajib bagi pemerintah muslim untuk menghilangkan gangguan terhadap agama kaum muslimin, yaitu melarang dan menindak para da’i sesat yang mengajak kepada kesesatan.

✅ Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullahu ta’ala berkata,

والواجب على ولاة الأمور أن يزيلوا الأذى عن طريق المسلمين، أي أن يزيلوا كل داعية إلى شر، أو إلى إلحاد، أو إلى مجون، أو إلى فسوق بحيث يمنع من نشر ما يريد من أي شيء كان من الشر والفساد، وهذا هو الواجب.

🌴 “Wajib atas pemerintah untuk menghilangkan gangguan dari jalan kaum muslimin, yaitu hendaklah mereka menghalangi setiap da’i yang mengajak kepada kejelekan, kesesatan, kegilaan dan kefasikan, dengan melarang mereka untuk menyebarkan kejelekan dan kerusakan yang mereka iginkan, inilah yang diwajibkan.” [Syarhu Riyadhis Shalihin, 2/176-177]

📚 [Disarikan dari Syarhu Riyadhis Shalihin lisy Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah, 2/175-177]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

💻 Sumber: http://sofyanruray.info/anjuran-syariat-untuk-menjaga-kenyamanan-orang-lain/


═════=======================═ ❁✿❁ ═══==========================═══

Bergabunglah di Channel Telegram Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

📮 Join Telegram: http://bit.ly/1TwCsBr
📲 Gabung Group WA: 08111377787
🌍 Fb: www.fb.com/sofyanruray.info
🌐 Web: www.sofyanruray.info
📱 Android: http://bit.ly/1FDlcQo
🎬 Youtube: Ta’awun Dakwah
📒 Hastag: #Mutiara_Sunnah

August 5, 2016

Aplikasi Office Gratis Untuk Komputer

WPS Office 2016 Gratis

Bismillah.

Masih banyak diantara kita yang menggunakan Microsoft Office ( MS. Words, MS. Excel, MS. Powerpoint) bukan original alias bajakan yang hingga kini masih terinstal dan digunakan di PC dan laptop kita.
Secara ekonomi sih  emang mahal ya klo beli aslinya, tapi butuh banget untuk kegiatan kerja, kuliah dan lainnya.

Tahukah anta bahwa sudah lama loh ada SOFTWARE OFFICE TANDINGAN milik microsoft office yang keren dan hampir bisa dikatakan SAMA PERSIS DENGAN MS OFFICE, masa sih....??? Langsung saja ana sampaikan dimarih.


Ane jelasin secara singkat dan dalam bahasa biasa ya.

WPS Office itu adalah Software Offive Tandingan terhadap Microsoft Office. Sesuai dengan namanya dan fungsinya pun sama persis dengan microsoft office. Bagaimana dengan fitur-fiturnya??
Tunggu dulu akhi ukhty, WPS itu kepanjangannya :
W = word processor/Writer ; P = presentation maker/Presentation ;  S = a spreadsheet program/Spreadsheet
Yang mana hampir seluruh fungsi Microsoft Office (MS. Words, MS. Powerpoint, MS.Excel) ada di aplikasi WPS Office.

WPS Office diterbitkan oleh KING OFFICE, bagi pengguna Android aplikasi kingoffice sangat famliar untuk membaca file Microsoft Office.

Penampakan Fitur WPS Office

Sebelum anta download dan instal WPS Office di PC/Laptop masing-masing, ada baiknya kita tahu lebih dahulu penampakannya.

WPS WRITERS
Silahkan klik gambar untuk tampilan besar

WPS PRESENTATION

Silahkan klik gambar untuk tampilan besar

WPS SPREADSHEET

silahkan klik gambar untuk tampilan besar

Oya ada 2 versi yang tersedia : FULL VERSION berbayar ; FULL FREE gratisan. Bisa anta cekidot di website king office dimarih. KLIK DISINI

Nah, adaptasi dari Microsoft Office ke WPS Office ngga makan waktu lama deh, in syaa Alloh cepat dan mudah karena hampir seluruh fungsi dan fitur Microsoft Office ada di WPS Office.

Toyyib, untuk lebih lengkapnya, silahkan antum dan anti download dan operasikan sendiri. 

MICROSOFT OFFICE BAJAKAN BUANG KE LAUT AJEEEEE........!!

Semoga bermanfaat, Baarokollohu fiykum.

Alhamdulillah.


,